ALIRAN KHOWARIJ DAN SYI’AH

KPI 1A

Lia Puji Astutik BO1210017

M.Latiful Hanan M BO1210019

Septian Maulana R BO1210020

Yusron Arridlo BO1210026

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam  penulis sampaikan  kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahamat sekalian alam. Seiring dengan itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah  memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini menjelaskan secara ringkas mengenai Aliran Syiah dan Khawarij. Tentang bagaimana Kemunculan, Hubungan, Serta Perbedaan-perbedaan yang terdapat pada aliran tersebut.   Penulis menyadari akan  kekurangan dari makalah ini. Karena “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, saran dan masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya bagi kami penulis.

Surabaya, 8 November 2010

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A. Latar Belakang

Teologi dalam memahami agama dengan cara berfikir yakni cara berfikir yang berawal dari kepercayaan yang di yakini benar dan mutlak adanya karna ajaran yang berasal dari tuhan sehingga tidak perlu di pertanyakan terlebih dahulu melainkan dimulai dari keyakinan berikut di perkuat dengan dalil serta argumentasi, mungkin Itulah yang menyebabkan timbulnya beragam kelompok atau agama.

Kebanyakan orang sering mendengar dan menyebut tentang istilah Syiah dan Khowarij. Tanpa di ketahui apakah itu sebuah Ajaran,  Aliran, atau Bahkan menyebutnya sebagai Aliansi. Oleh  Karna itu mungkin sebuah kata yang menurut kami agak asing dan jarang dengan ini kami berusaha untuk mengungkapkan tentang aliran Syiah dan aliran khawarij yakni sebagai berikut:

  1. B. Rumusan Masalah
    1. Bagaimana sejarah kemunculan Khawarij?
    2. Bagaimana doktrin-doktrin pokok Khawarij?
    3. Apa sajakah sekte-sekte khawarij beserta tokohnya?
    4. Bagaimana sejarah kemunculan Syiah?
    5. Apa sajakah sekte-sekte Syiah?
    6. Bagianakah Doktrin-doktrin dalam aliran syi’ah?
  1. C. Tujuan

Agar para pembaca lebih mengetahui dan memahami tentang bagaimana asalmula latar belakang aliran Khawarij dan aliran Syiah.

BAB II

PEMBAHASAN

1. KHOWARIJ

1.1. Sejarah kemunculan Khawarij
Khawārij dari bahasa Arab: خرج  yang berarti keluar,Muncul,Timbul,atau Memberontak.[1] secara bahasa berarti “Mereka yang Keluar”). Menurut istilah  ialah keluarnya sebuah golongan dari dinul Islam dan pemimpin kaum muslimin.
Pada awalnya kelompok Khawarij menganggap Ali dan pasukannya berada di pihak yang benar, karna Ali adalah khalifah yang sah yang telah di bai’at oleh umat islam. Sementara muawiyah adalah di pihak yang salah, karna dia melawan kekhalifahan yang sah. Kejadian  ini muncul pada saat terjadinya perselisihan antara Muawiyah bin Abi Sufyan dengan Ali bin Abi Thalib, yang mencapai puncaknya dengan pecahnya perang Shiffin pada tahum 37 H. kedua kelompok yang bertikai itu akhirnya sepakat untuk mengadakan perundingan damai, dan keduanya sepakat pula untuk kembali kepada kitabullah. Pada perundingan tersebut pihak Ali diwakili oleh Abu Musa Al Asy’ari dan pihak Muawiyah diwakili oleh Amr ibn Ash. Dalam perundingan itu terjadilah pengelabuhan yang dilakukan Amr ibn Ash terhadap Abu Musa al-Asy’ari. Kejadian ini menimbulkan krisis baru dan pembangkangan yang dilakukan sekelompok muslim yang kebanyakan berasal dari Bani Tamim. Mereka kemudian menyatakan ketidakpuasan terhadap proses dan hasil perudingan itu dengan menyatakan “Laa hukma illailah” (Mengapa kalian berhukum kepada manusia. Tidak ada hukum selain hukum yang ada di sisi Allah). Kemudian  Ali bin Abi Thalib menjawab “itu adalah ungkapan yang benar tetapi mereka mengungkapkan dengan keliru”. Pada saat itun juga orang-orang Khawarij keluar dari pasukan ali dan langsung menuju hurura. Itu sebabnya mereka disebut juga dengan nama Hururiyah. Kelompok ini memberontak kepada Muawiyah dan juga Ali. Mereka mengangkat pemimpin bernama Abdullah Ar-Rasyibi.[2]
1.2. Doktrin-Doktrin pokok Khawarij
Diantara doktrin-doktrin pokok Khawarij adalah sebagai berikut:[3]
a.       Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat islam.
b.      Khalifah tidak harus berasal dari keturunan arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak menjadi khalifah bila memenuhi syarat.
c.       Khalifah Ali adalah sah, tetapi setelah terjadi tahkim, ia dianggap telah menyeleweng.
d.      Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
e.       Manusia bebas menentukan perbuatanya bukan dari tuhan.
1.3. Sekte-sekte Khawarij beserta tokohnya
Menurut Abdul Qahir bin Thahir bin Muhammad dalam ‘Al Farqu baina al Firaq’, golongan Khawarij terpecah menjadi 20 sekte, lima diantaranya sekte-s ekte besar yang satu sama lain saling menghinakan bahkan diantara satu sama lain saling menghinakan bahkan saling mengkafirkan. Mereka adalah:[4]
a.       Al Muhakkimah,
Disebut demikian karena mereka menolak tahkim (abitrase) antara Ali dan Muawiyah, dan selalu membawakan slogan ‘ hukum itu hanya milik Allah’. Tokoh-tokohnya adalah Abdullah bin Wahhab ar Rashibi, Urwah bin Jarir, Yazid bin Abi ‘Ashim al Muhariby dan Harqush Zhahir al Bajly. Mereka mengkafirkan Alim Muawiyah, Abu Musa al ‘Asy’ay dan semua pengikut mereka yang menerima keputusan itu. Kemudian hukum kafi ini merek aluaskan sehinggatermasuk di dalmanya oang yang berbuat dosa besar.
b.      Al Azariqah,
Dinisbatkan kepada Nafi’ bin al Azraq. Kelompok ini mengkafirkan Ali bin Ali Thalib, orang –orang tidak mau berperang bersama mereka. menolak hukum rajam bagi orang yang berzina.
c.       An Najdat,
Dinisbatkan kepada Najdat bin Amir al Hanafi. Pada mulanya sekte in akan menggabungkan diri dengan al Azariqah. Akan tetapi dalam seket tersebut timbul perpecahan dikarenakan tidak menyetujui paham al Azariqah yang menuduh musyrik oang yang tidak ikut berhijrah kepada golongan mereka, walaupun dia pemiliki paham yang sama.
d.      Ash Shafr
Dinisbatkan kepada Ziyad bin al Ashfar. Perbedaan sekte ini dengan sekte yang lain adalah:
-Melarang membunuh anak-anak dari opang-orang yang berbeda dalam aqidah
-Oang Shafriyah yang tidak berhijrah tidak dianggap kafir
-Daerah Islam yang tidak sepaham dengan mereka disebut dar al Hab.
e.       Al Ibadhiyah,
Dinisbatkan kepada Abdulllah bin Ibadh. Golongan ini termasuk sekte yang paling moderat dari sekte yang lain, memisahkan diri dari golongan Azariqah. Paham moderat mereka dapat dilihat dari ajaran-ajaran mereka antara lain: menganggap bahwa orang Islam yang tak sepaham dengan mereka dihukumi. Namun demikian, dengan orang yang sepeti ini boleh diadakan hubungan perkawinan dan hubungan warisan. Sahadat mereka dapat diterima dan membunuhnya adalah haram.

2. SYI’AH

2.1. Sejarah kemunculan Syiah
Syi’ah di lihat dari segi bahasa berarti pengikut, pendukung, partai atau kelompok. Sedangkan secara istilah adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaanya selalu merujuk pada ketrunan nabi Muhammad SAW. Atau orang yang di sebut sebagai ahl al-bait.[5]

Secara historis, akar aliran Syi’ah terbentuk segera setelah kematian Nabi Muhammad, yakni ketika Abu Bakar terpilih sebagai khalifah pertama pada pertemuan tsaqifah yang diselenggarakan di Dar al-Nadwa, di Madinah. Pemilihan tersebut dilaksanakan secara tergesa-gesa sebagai wujud persaingan antara kelompok Anshar dan Muhajirin yang sempat mengancam perpecahan Islam. Dalam pertemuan itu Ali tidak hadir karena sibuk mengurus jenazah Nabi. Pada waktu itu usia Ali 30 tahun, di mana bangsa Arab menjadikan usia sebagai syarat penting kecakapan dalam kepemimpinan, meskipun secara historis terdapat sejumlah pengecualian akan hal tersebut. Tetapi pengikut Ali, pada saat itu, merasa bahwa klaim mereka telah direbut secara tidak adil.

Selanjutnya Umar ditunjuk oleh Abu Bakar sebagai penggantinya, menjadi khalifah kedua yang kemudian dilanjutkan oleh Usman. Setelah Usman terbunuh oleh pemberontak yang mengatasnamakan diri mereka sebagai anti depotisme keluarga Umayah, Ali kemudian diangkat menjadi khalifah keempat pada tahun 35H/656M.

Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa peristiwa pembunuhan khalifah ke-3 Usman Bin Affan, telah melahirkan rentetan sejarah yang sangat panjang dan membawa dampak pada khalifah setelahnya, Ali bin Abi Thalib. Di antaranya adalah penolakan Muawiyah, gubernur Damaskus atas Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, dengan alasan bahwa Ali tidak melakukan pengusutan terhadap pembunuhan Usman. Ketegangan antara Ali dan Muawiyah ini berbuntut dengan terjadinya perang Siffin yang berakhir dengan peristiwa arbitrase (tahkim), yang dianggap sebagai titik temu penyelesaian persengketaan yang terjadi antara khalifah (Ali Bin Abi Thalib) dengan Muawiyah.

Namun peristiwa itu justru melahirkan berbagai reaksi dan aksi, seiring dengan tidak bisanya menyatukan pemikiran dan pendapat dari masing-masing kelompok. Pada akhirnya membuat umat menjadi bagian-bagian (firqah-firqah). Sejarah mencatat, bermula dari perpecahan politik ini, pada kelanjutannya melahirkan aliran-aliran teologi dalam Islam.

Aliran yang paling terkenal dengan peristiwa ini adalah Khawarij yang muncul sebagai pasukan yang keluar dari barisan Ali atau memisahkan diri sebagai bentuk protes terhadap keputusan Ali dan pada saat yang bersamaan juga muncul satu golongan yang tetap setia mendukung Ali bin Abi Thalib, yang pada berikutnya terkenal dengan nama Syi’ah, yang dalam perekembangnya hadir sebagai sebuah aliran yang memiliki konsep dan ajaran tersendiri.

Dalam perkembangannya, Syi’ah dapat diterima oleh banyak kalangan namun dengan banyak perbedaan dan perpecahan yang melahirkan sekte yang tidak sedikit dalam Syi’ah itu sendiri. Tetapi sekalipun Syi’ah terpecah kepada beragam sekte, namun mereka mempunyai keyakinan yang sama pada umumnya, yang merupakan ciri Syi’ah secara menyeluruh.[6]

2.2. Sekte-sekte Syi’ah

Diantara sekte-sekte Syi’ah itu adalah Sebagai berikut:[7]

a.Syi’ah Imamiyah

Dinamakan Syi’ah imamiyah karna yang menjadi dasar aqidahnya adalahpersoalan imam dalam arti pemimpin religio politik.[8] Golongan ini berpendapat bahwa keimaman (imamah) harus berada di tangan keturunan Fatimah, dan keimaman itu dinisbahkan kepada Allah, yang memerintahkan Nabi-Nya untuk memberitahukan hal tersebut kepada umat. Dalam hal ini, Rasul sudah menunjuk Ali bin Abi Thalib sebagai imam bagi kaum muslimin dan akan berlanjut kepada keturunannya (dari ayah kepada anaknya),

Doktrin-doktrinnya antara lain:

-Menurut Syi’ah Imamiah, Ali telah ditunjuk sebagai imam atau pemimpin masyarakat oleh Nabi Muhammad SAW.

-Tuhan menciptakan kebaikan di alam semesta ini merupakan keadilan.

-Setiap makhluk sekalipun telah diberi insting, Masih membutuhkan petunjuk.

b. Syi’ah Sab’iyah

Bahwa Syi’ah Sab’iyah hanya mengikuti tuju imam yaitu Ali,Hasan,Husen,Ali Zinal abiding,Muhammad Al-baqir, Ja’farAs-Shadiq,dan Isma’ilbin ja’far.

Doktrin-doktrinnya antara lain:

-imam harus berasal dari keturunan Ali

-imam harus berdasarkan penunjukan atau Nas.

-imam harus maksum.

c. Syi’ah Zaidiyah

Disebut zaidiyah karna sekte ini mengikuti Zaid bin Alisebagai imam kelima, putra imam keempat,Ali Zainal Abidin.

Doktrin-doktrinnya antara lain:

– Zaidiyah menolak prinsip tentang kesucian imam dari dosa yang besar dan dosa kecil.

– Dalam pandangan Syi’ah Zaidiyah, imamah tidak cukup hanya dari keturunan fatimah saja, tapi melalui bai’at, dan orangnya mampu.

– Mereka mempercayai qada dan qadar, namun manusia juga mempunyai kebebasan dan pilihan untuk taat atau durhaka kepada Allah.

d. Syi’ah Ghulat

Istilah Ghulat berasal dari kata Ghala-yaghlu-Ghuluw , artinya bertambah dan naik. Sebagian dari golongan ini ada yang menempatkan Ali dan imam-imam Syi’ah lainnya pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkatnya pada derajat kenabian, bahkan lebih tingi dari Muhammad.

Doktrin-doktrinnya antara lain:

-Bada’, keyakinan bahwa Allah mengubah kehendak-nyaSejalan dengan perubahan ilmunya.

Tasybih Tasybih adalah menyamakan Tuhan dengan makhluk secara fisik seperti mempunyai anggota tubuh (jasmani).

Hulul Tuhan menjelma dalam diri imam sehingga imam harus di sembah.

BAB III

PENUTUP

  1. A. KESIMPULAN

Dari sekian banyak keterangan kami dapat menyimpulkan bahwa timbulny Aliran-aliran atau suatu kelompok itu di sebabkan oleh cara berfikir yang diduktif yakni cara berfikir yang timbul dari kepercayaan yang diyakini benar, tanpa perlu di pertimbangkan dan dipertanyakan terlebihdahulu. Seperti halnya kelompok Syi’ah dan khawarij, mereka timbul adalah karna suatu hal yang biasa, Syia’ah yaitu orang yang mendukung atau berpihak kepada Ali bin Abi thalib. dan Khawarij adalah Sebaliknya, yakni kelompok yang tidak setuju atau keluar dari golongan Ali. Yang kemudia memperkuat landasan-landasan masing-masing dengan argument yang berbeda sehingga timbul sekte-sekte yang berbeda pula.

Daftar Pustaka

Bin Muhammad Abdu Al-Qahir bin Thahir,1037, , Al-Farq bain Al-firaq, Al Azhar Mesir.

Razak Abdul, Anwar Rosihon. 2001,Ilmu Kalam.CV Pustaka Setia:Bandung.

H.M. Rasyidi1984,Apa itu Syi’ah,Pelita:Jakarta.

IAIN Study Islam,2004. Pengantar Study Islam, Surabaya: IAIN Ampel Press: Surabaya.

http://maktabah-stid.blogspot.com/2009/06/khawarij-tokoh-pemikiran-penamaan-dan.html

http://pyutera.blogspot.com/2010/07/syiah-zaidiyah-imamiyah-dan-ghulat-1.html


[1] Abdu Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad Al-Bagdadi,Al-Farq bain Al-firaq, (Al-Azhar,Mesir,1037),hlm 75.

[2] Abdul Razak,Rosihon Anwar.Ilmu Kalam.(Bandung:CV Pustaka Setia,2001)hlm 50.

[3] Ibid,Hlm51

[5] Abdul Razak,Rosihon Anwar.Ilmu Kalam.(Bandung:CV Pustaka Setia,2001)hlm 89.

[7] Abdul Razak,Rosihon Anwar.Ilmu Kalam.(Bandung:CV Pustaka Setia,2001)hlm 93-106..

[8] H.M. Rasyidi,Apa itu Syi’ah (Pelita:Jakarta,1984)Hlm.11.

This entry was posted in kelas KPI 1A. Bookmark the permalink.

Leave a comment